Banyak orang yang tidak memperdulikan jumlah kWh yang diterima setelah membeli token listrik. Dan hal itulah yang menyebabkan banyak orang salah sangka kepada beberapa PPOB, karena biasanya dapat segini kok kini dapat segini. Nah, agar Anda bukan termasuk diantara orang-orang yang salah sangka kepada para pengusaha PPOB dimana kali ini memang tarif listrik sudah naik sepenuhnya. Untuk itulah perlu adanya sebuah dasar sendiri dimana Anda harus bisa menghitung jumlah kWh dalam pembelian token/pulsa listrik.
Meskipun terlihat sangat sepele, namun terkadang banyak juga sangat dibutuhkan untuk mengetahui pengeluaran dan juga mengontrol kebtuhan listrik dirumah sendiri. Apalagi bila Anda anak kost atau anak kontrakan, tentunya ini sangat perlu diperhatikan karena nanti akan membantu Anda dalam menyelesaikan permasalahan pengontrolan penggunaan daya listrik tersebut.
Cara menghitung token listrik ini sebenarnya sudah ada secara online, jadi mungkin bagi kids jaman now tidak akan mau mempelajari cara menghitung tersebut. Namun, bagi Anda yang bukan orang pemalas, silahkan pelajari caranya dibawah ini. Dan semoga bermanfaat nantinya di kehidupan berkeluarga Anda.
Menghitung Jumlah kWh Token Listrik Sendiri
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, dimana dalam aturan PLN terhadap penetapan penyesuaian TDL atau tarif dasar listrik untuk bulan 7-9/2017 adalah sebagai berikut :
(sifat aturan TDL PLN dalam penyesuaian tarif tenaga listrik ini berubah-ubah dan tidak terpaku pertahunnya, gambar di atas hanyalah ilustrasi dasar dari situs PLN untuk bulan Juli hingga September 2017)
Sebelum memulai menghitung jumlah kWh dari pembelian token listrik, sebaiknya Anda pahami terlebih dahulu variabel dalam struk token. Hal ini penting, agar Anda tidak mengalami kesalahpahaman terhadap isi struk/nota pembelian tersebut.
Penjelasan Variabel Struk Token Listrik
- Biaya Admin
Biaya admin adalah biaya yang telah dibebankan kepada konsumen atau pembeli token listrik. Nilai biaya admin ini berbeda-beda tergantung Anda membelinya di PPOB mana, dan dengan biaya admin berapa?
- Biaya Material
Biaya ini adalah biaya tambahan terhadap pembelian token atau pulsa listrik, biasanya biaya material ini dikenakan ketika Anda membeli token dengan nilai diatas 200 ribu rupiah.
- PPJ atau biaya Pajak Penerangan Jalan
PPJ ini adalah nilai biaya tambahan, dimana di setiap daerah berbeda-beda persentasenya
- Gol TDL ( Tarif Dasar Listrik)
Golongan tarif ini tergantung dari nilai golongan listrik yang merujuk pada gambar diatas.
- PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
PPN ini dikenakan pada pembeli yang menggunakan listrik rumah tangga dengan golongan R2 (listrik diatas 3500 VA ketas)
- Nomer Token
Nomer yang akan dimasukkan pada meteran listrik
Sebagaimana bila Anda sudah memahami variabel di struk listrik diatas, maka seharusnya Anda sudah bisa menghitung jumlah token listrik yang akan Anda beli nantinya. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah kWh dalam pembelian token/pulsa listrik.
Cara Menghitung Token Listrik
Example :
Anda tinggal di Jakarta dan ingin membeli token listrik dengan nominal uang Rp 100.000, sedang batas data listrik Anda 1.300 VA di golonga TDL R1. Jadi, berpakan nilai kWh yang bakal Anda terima dengan nominal 100 ribu tersebut?
Pada dasarnya uang 100 ribu milik Anda akan dikurangi beberpa biaya (variabel diatas tadi). 100 ribu rupiah milik Anda akan dikurangi biaya admin terlebih dahulu (misal, karena Anda tinggal di Jakarta maka biasanya biaya admin 4000 rupiah) jadi sisa uang Anda 96.000 rupiah. Lalu sisa tersebut akan dikurangi biaya PPJ Jakarta sebesar 3% dari uang Anda (96.000 X 3% = 2.880) jadi sisa 93.120. Jadi nanti Anda akan mendapatkan nilai kWh sebesar ( 93.120 dibagi 1.467,28 = 63,464 kWh). Penjelasannya 1.467,28 ini merupakan tarif dasar listrik yang sudah ditetapkan pemerintah untuk tarif batas daya 1.300 VA (lihat gambar table TDL diatas).
Jadi apakah sudah mengerti cara menghitung token listrik? Semoga bermanfaat….